Kami sudah tidak cocok, begitulah kata yang kita dengar dari pasangan suami isteri yang dirundung masalah, seolah tidak menemukan jalan keluar, dan akhirnya mereka merasa tidak cocok, kemudian memutuskan untuk mengakhiri hubungan keluarga/pernikahan mereka.

Kata “COCOK”, saya mencoba untuk mencari, sebenarnya apa makna kata cocok, saya bertemu dengan kbbi.web.id yang memaknai kata cocok dengan makna: 1) sama benar;tidak berlainan; 2) sepadan;sesuai; 3) betul;tepat; 4) berpatutan (dengan);berpadanan (dengan); 5) (suka) dengan;setuju dihati; 6) serasi;baik benar untuk; 7) setuju;sepakat;akur; 8) kena benar;pas benar; 9) seimbang;sepadan; 10) memenuhi (syarat dan sebagainya) untuk;baik (layak) untuk.

Nah makin bingung kan jadinya, cocok itu apa? Ha ha ha. Mungkin kita ambil mudahnya saja, dari pengertian yang banyak dianggap atau dimaknai oleh banyak orang sekitar kita. Bahwa cocok adalah kita merasa sesuai, setuju, dan serasi.

Jika ini dilihat dari konteks berpasangan/berumah tangga, maka cocok ini bisa dimaknai bahwa kita merasa sesuai, serasi (dalam berfikir atau berperilaku) dan sepemahaman dengan pasangan kita.

Saat ada seseorang yang mengatakan sudah tidak cocok lagi dengan pasangannya, maka bisa kita maknai mereka sudah tidak sesuai, serasi dan sepemahaman lagi.

Sebenarnya dalam berpasangan apakah kita sejak awal sebelum menikah sudah cocok dengan pasangan kita? Sehingga kita memutuskan menikahi pasangan kita?

Kalau dari pemahaman saya, sebenarnya tidak ada pasangan di dunia ini yang memang cocok. Sebentar, tapi kenyataannya banyak yang pernikahan mereka bertahan sampai kematian memisahkan mereka. Apa iya mereka tidak cocok?

Kalau kita amati sepertinya mereka bertahan bukanlah karena cocok, tetapi lebih karena mereka saling mencocokkan (mengakurkan, menyesuaikan, menjadikan serasi/setuju) terhadap pasangan mereka.

Tapi sebelum menikah saya merasa cocok Pak, berbeda dengan sekarang. Dulu saat belum menikah dia sangat menyenangkan, pembicaraan dengan saya nyambung, tempat curhat yang menyenangkan dan lain sebagainya, tapi sekarang berbeda sekali.

Jika demikian, sebenarnya ada dua kemungkinan, bisa jadi persepsi kita terhadap pasangan yang sudah berubah atau pasangan memang sudah berubah.

Jika kemungkinannya karena pandangan dan persepsi kita yang berubah, maka kita perlu untuk lebih meningkatkan kesadaran diri bahwa kitalah yang harus merubah persepsi dan pandangan kita, untuk bisa mempertahankan dan menjaga kualitas keluarga kita.

Dulu kita merasa cocok mungkin karena pasangan mencurahkan semua bahasa kasihnya (meski secara tidak sengaja) kepada kita, sehingga kita sangat merasa dicintai. Tetapi karena sekarang pasangan sudah mulai sibuk mencari nafkah, banyak tekanan di pekerjaan, atau yang lainnya, sehingga sudah mulai (meski secara tidak sengaja) tidak memberi bahasa kasih yang kita terima diwaktu sebelum menikah. Apa itu bahasa kasih? Anda tinggal searching di google “bahasa kasih” akan banyak ditemukan tulisan tentang itu disana.

Tetapi, jika memang pasangan kita berubah menjadi menyebalkan, apa yang harus saya lakukan?

Kalau ini yang terjadi, ya pertanyaannya kembali kepada anda, apakah anda masih bisa menerima perubahan pasangan anda, apakah anda pernah mengkomunikasikan kepada pasangan anda mana yang ada suka dan mana yang tidak, apa anda berdua pernah menetapkan bersama tujuan pernikahan akan seperti apa, menginginkan kehidupan bersama yang seperti apa? Jika belum maka coba lakukan terlebih dahulu.

Kita tidak bisa merubah pasangan kita menjadi yang kita inginkan, yang bisa kita lakukan, kita hanya bisa menyarankan, berkomunikasi dengan baik, sehingga dia bisa berubah lebih baik seperti yang kita inginkan.

Kemudian ada beberapa hal penting yang sangat istimewa, yang jarang kita lakukan sebelum menasehati pasangan kita, sehingga pasangan kita lebih bisa menerima nasehat kita, apa itu;

  1. Sebelum menasehati pasangan, berpikirlah bagaimana caranya agar nasehat/perkataan kita tidak menyingung perasaannya. Kita tahu bahwa menurut kita pasangan salah, tetapi berpikirlah bagaimana caranya kita bisa menyampaikannya dengan baik, dia tidak tersinggung dan dia menerima dengan baik. Sebelum menasehati, berpikir dengan tenang terlebih dahulu beberapa waktu, kalau bisa beberapa hari.
  2. Sambil berpikir tentang cara yang baik untuk menyampaikan nasehat, tiap selesai sholat atau bahkan beribadah malam, tundukkan kepala, sujudkan kepala diatas sajadah, minta tolong sama Allah sang pemilik segala kehidupan, untuk bisa membuka hati pasangan sehingga menjadi lebih baik dan bersedia menerima nasehat yang baik.
  3. Pastikan ketika kita bicara atau menasehati, dalam hati kita sudah tidak ada sama sekali emosi negatif (benci, marah, tersinggung, dan lainnya), hati kita benar-benar bersih, bahwa kita hanya berniat untuk bisa belajar bersama untuk menjadi lebih baik dalam berumah tangga

Umumnya kita, ketika tidak menyetujui perkataan, sikap atau perilaku pasangan, kita langsung mengatakan/menasehatinya. Kemudian ketika pasangan tidak menerima, kita makin marah, karena merasa nasehat kita tidak dihiraukan. Maka boleh coba 3 (tiga) tips di atas dan anda akan melihat hasil yang luar biasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *