Untuk berubah atau merubah perilaku, kita membutuhkan alasan kenapa kita harus berubah? Mengapa kita perlu merubah perilaku kita? Apa urgensi sehingga kita harus berubah?

Sebagaimana kita tahu bahwa manusia akan berubah ketika mengalami salah satu dari 2 (dua) hal berikut:

Yang pertama, seseorang akan berubah karena memang dipaksa oleh keadaan atau terpaksa harus berubah, karena perilakunya saat ini menjadikan dia dalam kondisi/keadaan bahaya atau keselamatan jiwanya menjadi terancam.

Sebagai contoh, seseorang sedang sakit dan kemudian dokter memberikan nasehat agar setelah sembuh, bisa rajin berolahraga setiap hari selama 30 menit. Jika ini tidak dilakukan, kemungkinan besar dia akan mengalami sakit yang hampir sama atau lebih parah dari kondisi saat ini.

Maka mau tidak mau, segala upaya akan dilakukan oleh orang ini untuk bisa berubah (merubah perilakunya) sehingga bisa rajin berolahraga setiap hari selama 30 menit.

Apakah sebelumnya dia tidak mengetahui bahwa untuk bisa hidup sehat kita perlu rutin berolahraga minimal 30 menit dalam sehari? Bisa jadi dia sudah tahu, tetapi dia sama sekali tidak mau berolah raga dan tetap lebih memilih mager (malas gerak).

Ketika dia telah sakit, dan mengetahui bahwa sakitnya adalah salah satu akibat dari malas gerak (tidak pernah berolahraga), maka dengan terpaksa dia akan berubah. Dia dipaksa oleh keadaan untuk berubah menjadi rajin berolahraga.

Contoh lain, seseorang yang kemudian suka berkelahi, banyak orang yang sudah mengingatkan untuk bisa bersikap lebih baik, tidak membuat gara-gara dengan teman, tidak suka mengganggu, tetapi dia tidak pernah mau menghiraukan, karena merasa bahwa dia adalah seorang jagoan, yang pasti menang jika berkelahi.

Suatu ketika saat berkelahi, dia dihajar sampai babak belur oleh beberapa orang yang sama dengan sikapnya. Dia sampai harus berminggu-minggu dirawat di rumah sakit dan harus mendapatkan perawatan yang intens.

Dia tahu bahwa semua yang terjadi saat ini disebabkan oleh perilakunya. Setelah sembuh, dia bisa memiliki keinginan untuk berubah, sehingga dia tidak lagi membahayakan keselamatan jiwanya seperti apa yang pernah dia alami.

Contoh yang lain, seseorang yang sedang terlilit hutang begitu besar. Dia harus segera membayar hutang terssebut dalam tempo waktu yang tidak terlalu lama. Jika tidak dia membayar hutang tersebut, maka dia akan dibawa ke meja hiaju.

Sejak saat itu dia mulai bekerja keras, siang dan malam dia banting tulang, mencari berbgai peluang yang memungkinkan dia untuk mendapatkan penghasilan lebih. Padahal sebelumnya, dia seorang pemalas yang pekerjaannya setiap hari adalah nongkrong tanpa produktifitas yang jelas. Dia berubah karena dipaksa oleh keadaan.

Umumnya, seseorang lebih sering mau berubah dan merubah perilakunya karena dorongan keterpaksaan dari keadaan yang menghimpitnya.

Yang kedua, seseorang bisa berubah (memiliki niat untuk berubah) karena dia memiliki kesadaran untuk berubah. Dia mampu melihat masa depan yang lebih baik jika dia bisa merubah perilakunya menjadi lebih baik. Dia juga mampu menghitung dengan cermat, dengan kewaspadaan yang jeli, bahwa jika dia tetap sama seperti ini, kehidupannya tidak akan berubah menjadi lebih baik.

Kesadaran untuk berubah bisa didapatkan seseorang dari input informasi, pengetahuan, bahan bacaan, pemahaman, pengalaman hidup, teman, lingkungan, Β dan lain sebagainya.

Orang yang mempunyai kesadaran untuk berubah, mereka umumnya memiliki mimpi dalam kehidupannya. Mimpi yang harus diperjuangkan. Mimpi yang harus dikejar. Mimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Mereka mampu melihat kehidupan yang lebih baik jika mereka bisa berubah menjadi lebih baik. Mereka mampu meneropong jauh ke masa depan yang cerah dalam kehidupannya. Sehingga mereka memiliki kesadaran untuk segara berubah.

Kita memiliki dua pilihan dalam hidup, berubah karena dipaksa oleh keadaan atau berubah dengan kesadaran karena memang kita perlu berubah menjadi lebih baik.

Β β€œBarang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, Barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan Barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR. Al Hakim).

Perilaku apa yang perlu anda rubah untuk menjadi lebih baik?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *