Apakah Cinta Kita Sampai ke Hati anak?

Apakah anak kita benar-benar merasa kita cintai?

Pernah tidak kita berpikir atau bahkan bertanya kepada anak kita, apakah anak-anak kita merasa kita cintai?

Dalam buku the five love languages of children, lima bahasa kasih untuk anak-anak yang ditulis oleh Gary Chapman dan Ross Campbell ada hal yang sangat menarik yang diungkapkan oleh penulis,

Bahwa Kita sebagai orang tua mungkin sungguh-sungguh mencintai anak, tetapi apabila anak tidak merasakan hal itu, anak tidak akan merasa dicintai. Sebagian besar orang tua mencintai anak mereka dan menginginkan anak mereka merasa dicintai, tetapi hanya sedikit yang mengetahui cara menyampaikan perasaan tersebut dengan benar, hanya dengan mempelajari cara mencintai tanpa syarat, orang tua akan memberi tahu anak seberapa besar ia sebenarnya benar-benar dicintai orang tuanya.

Saat ini saya akan merangkum 3 hal penting yang harus kita ketahui tentang cinta kepada anak dari buku tersebut.

  1. Dasarnya adalah cinta.

Dalam membesarkan anak, cinta adalah hal yang sangat penting, karena dengan anak tahu bahwa dirinya dicintai, maka anak akan merasa aman.

Dengan anak merasa aman karena merasa dicintai, maka anak akan mudah diarahkan dan dibimbing oleh kedua orang tuanya, karena anak tahu bahwa kedua orang tuanya mencintai mereka.

Semua hal tentang anak tidak akan berjalan dengan baik ketika kebutuhan anak akan cinta tidak terpenuhi. Maka bagaimana kita mencintai anak dan anak merasakan bahwa kita mencintainya adalah hal yang sangat penting dan mendasar. Bukan kita mencintai anak tetapi anak tidak pernah merasa dicintai.

  1. Mengisi tangki emosional anak

Dalam diri anak terdapat tangki emosional, ini adalah tempat kekuatan emosional yang dapat memberi bahan bakar anak untuk melewati hari-harinya yang penuh dengan tantangan.

Anak mendapatkan kekuatan dari tangki emosionalnya. Ketika tangki ini penuh, maka anak akan merasa dicintai dan anak akan menjadi lebih mudah untuk didisiplinkan, dibandingkan ketika tangki emosional anak sedang kosong atau mendekati kosong.

Kita harus mengisi tangki emosional anak setiap hari, sehingga anak dapat bertumbuh dengan semestinya dan mencapai potensi maksimalnya.

  1. Dengan apa kita mengisi tangki emosional anak?

Iya cinta adalah jawabannya, tetapi kita harus tahu bahwa hanya dengan cinta tanpa syarat, tangki emosional anak bisa terisi.

Cinta tanpa syarat adalah cinta yang utuh, cinta yang menerima serta menegaskan seorang anak siapa dirinya, dia dicintai apa adanya, dicintai karena dia anak kita, bukan karena sesuatu yang dilakukannya.

Saat ini, kita sebagai orang tua sering terjebak dengan cinta bersyarat, cinta yang hanya kita berikan ketika anak berprestasi, cinta yang kita berikan ketika anak berperilaku sesuai dengan yang kita harapkan.

Tentu sebagai orang tua kita perlu mendidik, membimbing dan mendisiplinkan anak, sehingga anak bertumbuh menjadi orang dewasa yang penuh dengan tanggungjawab, tetapi semua itu kita lakukan setelah kita mengisi tangki emosional anak.

Ingatlah, Tangki emosional anak hanya dapat diisi dengan bahan bakar khusus, yakni cinta tanpa syarat. Hanya dengan cinta tanpa syarat kita akan mampu untuk mencegah masalah pada anak seperti perasaan tidak dicintai, perasaan dibenci, takut, merasa bersalah, merasa tidak aman dan berbagai masalah anak yang lainnya.

Agar seorang anak merasakan cinta, kita memberikan cinta tanpa syarat melalui bahasa cinta anak yang unik. Pada dasarnya, ada lima cara atau lima bahasa  anak untuk mengutarakan dan memahami cinta, yaitu sentuhan fisik, kata-kata pendukung, waktu berkualitas, hadiah dan pelayanan.

orang tua hanya bisa memberi tahu anak seberapa besar anak sebenarnya benar-benar dicintai orang tuanya, melalui lima bahasa cinta anak dengan cinta yang tanpa syarat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *